Jumat, 19 Februari 2016

Penilaian Sikap Sekolah dasar



                                                    BAB 1
                                           PENDAHULUAN

                                                      
A.      LATAR BELAKANG

Dewasa ini banyak sekali permasalah yang dihadapi oleh para guru dalam melakukan penilaian terhadap sikap siswa selama mengikuti pembelajaran. Itu di karenakan karena banyak para guru tidak mengetahui bagaimana format observasi untuk mengamati dan mengukur sikap siswa dalam pembelajaran. Masalah tersebut muncul dari keabstrak-an  fenomena sikap, yang masih berupa konsep/konstruk umum, yang sulit diamati dan diukur, jika belum dijabarkan dan didefinisikan menjadi indikator dan deskriptor indikator tersebut disusun dari amatan perilaku-perilaku yang ditampilkan siswa selama mengikuti pembelajaran, yang diasumsikan sebagai cerminan sikap siswa.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) Penilaian Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Penilaian Sikap peserta didik terhadap objek misalnya Penilaian Sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran. Penilaian Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan (Popham, 1999). Penilaian Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran  dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat Penilaian Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.
Menurut Walgito, “Penilaian Sikap mengandung tiga komponen: kognitif (konseptual), afektif (emosional), konatif (perilaku atau action component). Tingkatan Penilaian Sikap Menurut Azwar (2005) Penilaian Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni:Menerima (receiving).Merespon (responding).Menghargai (valuing),Bertanggung jawab (responsible).
Jadi dalam makalah ini akan dipaparkan tentang pengertian penilaian sikap, manfaat penilaian sikap, komponen penilaian sikap, tingkatan penilaian sikap, objek penilaian sikap,tehnik penilaian sikap serta contoh penilaian  sikap supaya para guru atau kita sebagai calon pendidik agar nantinya bisa melakukan observasi terhadap anak didik kita serta melakukan penilaian dengan baik.

B.      RUMUSAN MASALAH

    Dari uraian latar belakang makalah ini dapat kita rumusan beberapa permasalahan sebagai berikut :

a.       Apa Pengertian Penilaian Sikap ?
b.      Apa Cakupan Penilaian Sikap ?
c.       Apa Perumusan Indikator dan Contoh Indikator Penilaian Sikap?
d.      Apa Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Sikap ?
e.       Apa Pelaksanaan dan Pengolahan Penilaian Sikap ?

C.   TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai antara lain diperlukan sebagai bahan bagi perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua dan penentuan lulus tidaknya anak didik. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.

                                                           BAB 2 
                                                   PEMBAHASAN                  

                               
A. Pengertian Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku.
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran, yang dilakukan untuk pembinaan perilaku sesuai budipekerti dalam rangka pembentukan karakter peserta didik. Upaya untuk meningkatkan dan menumbuhkan sikap yang diharapkan sesuai dengan KI-1 dan KI-2 guru harus memberikan pembiasaan dan pembinaan secara terus menerus baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Untuk mengetahui perkembangannya guru harus melakukan penilaian
Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual.

B. Cakupan Penilaian Sikap           
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.
Pada jenjang Sekolah Dasar (SD)  kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian sikap pada jenjang SMP/MTs mencakup:
                                      Tabel 1. Cakupan Penilaian Sikap
Penilaian sikap spiritual
1.Ketaatan beribadah
2.Berperilaku syukur,
3.Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, 
4. Toleransi dalam beribadah

Penilaian sikap sosial
1.         Jujur
2.         Disiplin
3.         Tanggung Jawab
4.         Toleransi
5.         Gotong Royong
6.         Santun
7.         Percaya Diri
Guru dapat menambahkan sikap-sikap tersebut menjadi perluasan cakupan penilaian sikap. Perluasan cakupan penilaian sikap didasarkan pada karakterisitik kompetensi dasar pada KI-1 dan KI-2 setiap mata pelajaran.

C. Perumusan Indikator dan Contoh  Indikator Penilaian Sikap
Acuan penilaian adalah indikator, karena indikator merupakan tanda tercapainya suatu kompetensi. Indikator harus terukur. Dalam konteks penilaian sikap, indikator merupakan tanda-tanda yang dimunculkan oleh peserta didik, yang dapat diamati atau diobservasi oleh guru sebagai representasi dari sikap yang dinilai.
Di bawah ini dideskripsikan beberapa contoh indikator dari sikap-sikap yang tersurat dalam KI-1 dan KI-2 jenjang Sekolah Dasar (SD)
Tabel 2. Daftar Deskripsi Indikator


Sikap dan pengertian
Contoh Indikator
Sikap spiritual

1.      Ketaatan Beribadah








2.      Berperilaku Syukur










3.       Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan



4.      Toleransi dalam Beribadah









 Perilaku patuh dalam                melaksanakan ajaran agama      yang dianutnya,
§mau mengajak teman
 seagamanya untuk melakukan  
 ibadah bersama,
§mengikuti kegiatan keagamaan
  yang diselenggarakan sekolah,
§melaksanakan ibadah sesuai
  ajaran agama, misalnya:sholat,
  puasa.
§merayakan hari besar agama,
§melaksanakan ibadah tepat  
  waktu.
§perilaku menerima perbedaan  
  karakteristik sebagai anugerah 
  Tuhan,
§selalu menerima penugasan   
 dengan sikap terbuka,
§bersyukur atas pemberian           orang lain,
§mengakui kebesaran Tuhan      dalam menciptaka                    alam semesta,
§menjaga kelestarian alam,         tidak merusak tanaman,
§tidak mengeluh,
§selalu merasa gembira dalam     segala hal,
§tidak berkecil hati dengan
  keadaannya,
§suka memberi atau menolong
  sesama,
§selalu berterima kasih bila
  menerima pertolongan
§perilaku yang menunjukkan    selalu berdoa sebelum atau        sesudah melakukan tugas atau  pekerjaan,
§berdoa sebelum makan,
§berdoa ketika pelajaran selesai,
§mengajak teman berdoa saat
  memulai kegiatan,
§mengingatkan teman untuk       selalu berdoa,
§tindakan yang menghargai
  perbedaan dalam beribadah,
§menghormati teman yang       
  berbeda agama,
§berteman tanpa membedakan
  agama,
§tidak mengganggu teman yang
  sedang beribadah,
§menghormati hari besar
  keagamaan lain,
§tidak menjelekkan ajaran           agam lain.
Sikap sosial

1. Jujur
adalah perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
















  • Tidak mau berbohong atau tidak mencontek
  • Mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru, tanpa menjiplak tugas orang lain
  • Mengerjakan soal penilaian tanpa mencontek
  • Mengatakan dengan               sesungguhnya apa yang       terjadi atau yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari
  • Mengakui kesalahan atau       kekeliruan
  • Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan
  • Mengemukakan pendapat       sesuai dengan apa yang           diyakininya walaupun             berbeda dengan pendapat       teman
  • Mengemukakan pendapat       sesuai dengan apa yang           diyakininya. walaupun           berbeda dengan pendapat       teman
  • Mengemukakan ketidaknyaman belajar yang dirasakan di sekolah
  • Membuat laporan kegiatan     kelasseca terbuka(transparan)
2. Disiplin
adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.













  • Mengikuti peraturan yang ada di sekolah
  • Tertib dalam melaksanakan   tugas
  • Hadir di sekolah tepat waktu
  • Masuk kelas tepat waktu
  • Memakai pakaian seragam lengkap dan rapi
  • Tertib mentaati peraturan sekolah
  • Melaksanakan piket               kebersihan kelas
  • Mengumpulkan tugas/             pekerjaan rumah tepat waktu
  • Mengerjakan tugas/                 pekerjaan rumah dengan baik
  • Membagi waktu belajar dan bermain dengan baik
  • mengambil dan                       mengembalikan peralatan       belajar pada tempatnya
  • Tidak pernah terlambat           masuk kelas
3. Tanggungjawab
adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
  • Menyelesaikan tugas yang diberikan
  • Mengakui kesalahan
  • Melaksanakan tugas yang       menjadi kewajibannya           dikelas seperti piket                 kebersihan
  • Melaksanakan peraturan         sekolah dengan baik
  • Mengerjakan tugas /               pekerjaan rumah sekolah         dengan baik
  • Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat   waktu
  • Mengakui kesalahan, tidak melemparkan kesalahan         kepada teman,
  • Berpartisipasi dalam kegiatan sosial disekolah
  • Menunjukan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam       kelompok di kelas/ sekolah
  • Membuat laporan setelah       selesai melakukan kegiatan
4. Toleransi
adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
  • Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
  • Menerima kesepakatan           meskipun berbeda dengan     pendapatnya
  • Dapat menerima kekurangan orang lain
  • Dapat mememaafkan             kesalahan orang lain
  • Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan       keyakinan
  • Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada         orang lain
  • Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik
  • Terbuka terhadap atau             kesediaan untuk menerima   sesuatu yang baru
5. Gotong royong
adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas
  • Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas       atau sekolah
  • Kesediaan melakukan tugas   sesuai kesepakatan
  • Bersedia membantu orang       lain tanpa mengharap             imbalan
  • Aktif dalam kerja kelompok
  • Memusatkan perhatian pada   tujuan kelompok
  • Tidak mendahulukan               kepentingan pribadi
  • Mencari jalan untuk               mengatasi perbedaan       pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain
  • Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama
6. Santun atau sopan
adalah sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain.











  • Menghormati orang lain dan menghormati cara bicara         yang tepat.
  • Menghormati guru, pegawai sekolah,penjaga kebun, dan   orang yang lebih tua
  • Berbicara atau bertutur kata   halus tidak kasar.
  • Berpakaian rapi dan pantas
  • Dapat mengendalikan emosi dalam menghadapi masalah,   tidak marah-marah
  • Mengucapkan salam ketika bertemu guru,teman, dan         orang –orang di sekolah
  • Menunjukan wajah ramah,     bersahabat,dan tidak               cemberut
  • Mengucapkan terimakasih     apabila menerima bantuan     dalam bentuk jasa atau           barang dari orang lain
  • Meminta ijin ketika akan       memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang       milik orang lain
  • Memperlakukan orang lain     sebagaimana diri sendiri         ingin diperlakukan
3. Tanggungjawab
adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
  • Menyelesaikan tugas yang diberikan
  • Mengakui kesalahan
  • Melaksanakan tugas yang       menjadi kewajiban dikelas   seperti piket kebersihan
  • Melaksanakan peraturan         sekolah dengan baik
  • Mengerjakan tugas /               pekerjaan rumah sekolah         dengan baik
  • Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat   waktu
  • Mengakui kesalahan, tidak melemparkan kesalahan         kepada teman,
  • Berpartisipasi dalam kegiatan sosial disekolah
  • Menunjukan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam       kelompok di kelas/ sekolah
  • Membuat laporan setelah       selesai melakukan kegiatan
4. Toleransi
adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
  • Tidak mengganggu teman       yang berbeda pendapat
  • Menerima kesepakatan           meskipun berbeda dengan       pendapatnya
  • Dapat menerima kekurangan orang lain
  • Dapat mememaafkan             kesalahan orang lain
  • Mampu dan mau bekerja         sama dengan siapa pun yang   memiliki keberagaman latar   belakang, pandangan, dan       keyakinan
  • Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada       orang lain
  • Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain   lebih baik
  • Terbuka terhadap atau             kesediaan untuk menerima     sesuatu yang baru
5. Gotong royong
adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas
  • Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas       atau sekolah
  • Kesediaan melakukan tugas   sesuai kesepakatan
  • Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap             imbalan
  • Aktif dalam kerja kelompok
  • Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
  • Tidak mendahulukan               kepentingan pribadi
  • Mencari jalan untuk               mengatasi perbedaan             pendapat/pikiran antara diri   sendiri dengan orang lain
  • Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama
6. Santun atau sopan
adalah sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain.











  • Menghormati orang lain dan   menghormati cara bicara         yang tepat.
  • Menghormati guru, pegawai   sekolah,penjaga kebun, dan   orang yang lebih tua
  • Berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar.
  • Berpakaian rapi dan pantas
  • Dapat mengendalikan emosi   dalam menghadapi masalah,   tidak marah-marah
  • Mengucapkan salam ketika     bertemu guru,teman, dan         orang –orang di sekolah
  • Menunjukan wajah ramah,     bersahabat, dan tidak               cemberut
  • Mengucapkan terimakasih     apabila menerima bantuan     dalam bentuk jasa atau           barang dari orang lain
  • Meminta ijin ketika akan       memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang       milik orang lain
  • Memperlakukan orang lain     sebagaimana diri sendiri         ingin diperlakukan
7. Percaya diri
adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak
  • Berani tampil didepan kelas
  • Berani mengemukakan           pendapat
  • Berani mencoba hal baru
  • Mengemukakan pendapat     terhadap suatu topic atau         masalah
  • Mengajukan diri menjadi       ketua kelas atau pengurus       kelas lainnya
  • Mengajukan diri untuk           mengerjkan tugas atau soal     dipapan tulis
  • Mencoba hal-hal baru yang     bermanfaat
  • Mengungkapkan kritikan       membangun terhadap karya   orang lain
  • Memberikan argument yang kuat untuk mempertahankan pendapat
  • Tidak mudah putus asa
  • Tidak canggung dalam       bertindak
  • Berani presentasi di depan     kelas
  • Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan


D. Teknik dan Bentuk Instrumen
1. Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap. Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan. Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif sesuai indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar. Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa :
  1. Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah
  2. Sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
    Tabel 3 Contoh Lembar Observasi
Nama : ……………
Kelas : ……………
Pelaksanaan pengamatan : ……………
No
Aspek yang Diamati
Tanggal Catatan Guru
Catatan Guru
1



2



3



4



Dst…



Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran. Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya :
  1. Dilakukan dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan mencakup indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses.
  2. Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian.
  3. Pencatatan dilakukan selekas mungkin.
  4. Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan.
Pelaksanaan pengamatan diisi kegiatan saat pembelajaran dan di luar pembelajaran. Hasil observasi dirangkum dalam format jurnal perkembangan sikap.
Tabel 4 . Contoh Format Jurnal Perkembangan Sikap
No
Tanggal
Nama Peserta Didik
Catatan Perilaku
Butir Sikap
1




2




3




4




Dst…




2. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena.
Kriteria penyusunan lembar penilaian diri:
  1. Pertanyaan tentang pendapat, tanggapan dan sikap, misal : sikap resonden terhadap sesuatu hal
  2. Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden.
  3. Usahakan pertanyaan yang jelas dan khusus
  4. Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian
  5. Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden





Tabel 5  Contoh Lembar Penilaian Diri Peserta didik

Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….
Petunjuk: Berilah tanda centang(√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengankeadaan
yang sebenarnya.

No.      Pernyataan                                                                                         
            Ya                           Tidak

1.         Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.
2.         Saya sholat lima waktu tepat waktu.
3.         Saya tidak mengganggu teman saya yang Bergama lain berdoa
sesuai agamanya.
4.         Saya berani mengakui kesalahansaya.
5.         Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.
6.         Saya berani menerima resiko atas tindakan yang saya lakukan.
7.         Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
8.         Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.
9.         Saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan.
10.       Saya datang ke sekolah tepat waktu.


Keterangan:
Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir sikap yang dinilai. Format tabel di atas hanya sebagai contoh, satuan pendidikan dapatmengembangkan sesuai kebutuhan.
3. Penilaian Antarpeserta didik
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari keduanya atau menggunakan dua-duanya.
No   Pernyataan    Tidak   1          2         3         4
1.  Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.
2.  Teman saya sholat lima waktu tepat waktu.
3.  Teman saya tidak mengganggu teman saya yang Beragama
      lain berdoa sesuai agamanya.
4.  Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan
      ujian/penilaian.
5.  Teman saya tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin
      karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam
      mengerjakan setiap tugas.
6.  Teman saya mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa
      adanya.
7.  Teman saya melaporkan data atau informasi apa adanya.

Keterangan:
1. Sangat Setuju (SS)                         3. Kurang setuju (KS)
2. Setuju (S)                                        4.Tidak setuju (TS)


E. Pelaksanaan Penilaian Sikap
Penilaian sikap disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang dilakukan pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran.
A.Prosedur Pelaksanaan penilaian sikap meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Mengamati perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan diluar pembelajaran
Pada saat pembelajaran berlangsung siswa melaksanakan diskusi, kerjakelompok, tanya jawab, guru dapat melakukan penilaian aspek sikap sesuaidengan sikap yang muncul daripembelajaran tersebut. Instrumen yang digunakan lembar pengamatan disesuaikan dengan pendekatanpembelajaran dan sikap yang dinilai. Di luar pembelajaran, penilaian sikap dilakukan melalui observasi siswa saat istirahat, di perpustakaan, kantin, dan sebagainya selama masih dalam jam belajar di sekolah.

2) Mencatat perilaku-perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar observasi.
Peserta didik yang menunjukkan sikap menonjol baik positif maupun negative dirangkum di dalam jurnal oleh guru dalam satu semester. Guru kelas menggunakan satu lembar observasi untuk satu kelas yang menjadi tanggung-jawabnya, sedangkan guru muatan pelajaran menggunakan satu lembar observasi untuk setiap kelas yang diajarnya.
                                                                                                                                       Pembina kegiatan ekstrakurikuler menyerahkan hasil penilaiannya. Minimal padapertengahan dan akhir semester guru muatan pelajaran dan pembina ekstrakurikuler menyerahkan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik kepada gurukelas untuk diolah lebih lanjut. Hasil penilaian dirapatkan melalui dewan guru untuk menentukan nilai pada rapor peserta didik.

3) Menindaklanjuti hasil pengamatan
Hasil pengamatan dan catatan guru tentang aspek sikap peserta didik dibahas oleh seluruh guru minimal dua kali dalam satu semester.Pembahasan tersebut untuk menindaklanjuti hasil penilaian sikap pesertadidik. Pada dasarnya setiap peserta didik diasumsikan berperilaku baik,namun hasil penilaian lebih ditekankan pada peningkatan dan ada pula yangmengalami penurunan terhadap sikap peserta didik.
Sebagai tindak lanjutbagi peserta didik yang mengalami peningkatan, perlu diberikan suatupenghargaan baik secara verbal maupun non-verbal, sedangkan untukpeserta didik yang  mengalami penurunan sikap maka perlu diberikan program pembinaan atau motivasi.

F. Pengolahan Penilaian Sikap
Hasil penilaian sikap direkap setiap selesai satu tema oleh guru. Data hasil penilaian tersebut dibahas minimal dua kali dalam satu semester. Pembahasan hasil penilaian akan menghasilkan deskripsi nilai sikap peserta didik.
Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai sikap selama satu semester:
a. Guru kelas dan guru muatan pelajaran mengelompokkan atau menandai catatan-           catatan sikap peserta didik yang dituliskan dalam jurnal baik sikap spiritual maupun     sikap sosial.
b. Guru kelas membuat rekapitulasi sikap dalam jangka waktu satu semester (jangka         waktu bisadisesuaikan sesuai pertimbangan satuan pendidikan).
c. Guru kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru muatan pelajaran               (PJOK an Agama) dan warga sekolah (guru ekstrakurikuler, petugas kebersihan dan     penjaga sekolah).
Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritualdan sosial dari guru muatan pelajaran, guru kelas menyimpulkan atau merumuskan deskripsi capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik.
A. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal  ...
B. Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap peserta didikyang sangat baik danatau baik   dan yang mulai atau sedang berkembang.
C. Apabila peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap peserta didik tersebut diasumsikan BAIK.
D.  Dengan ketentuan bahwa sikap dikembangkan selama satu semester, deskripsi nilai sikap peserta didik berdasarkan sikap peserta didik pada masa akhir semester. Oleh karena itu, sebelum deskripsi sikap akhir semester dirumuskan, guru muatan pelajaran dan guru kelas harus memeriksa jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk melihat apakah telah ada catatan yang menunjukkan bahwa sikap peserta didik tersebut telah menjadi sangat baik,baik, atau mulai berkembang.
E.  Apabila peserta didik memiliki catatan sikap kurang baik dalam jurnal dan peserta didik tersebut belum menunjukkan adanya perkembangan positif, deskripsi sikap peserta didik tersebut dirapatkan dalam forum dewan guru pada akhir semester.



  BAB 3 
PENUTUP
KESIMPULAN
            Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, telah berupaya optimal untuk memfasilitasi implementasi Kurikulum 2013, akan tetapi semuanya akan berpulang pada kesungguhan, sikap, dan keterampilan kepala sekolah, guru, pengawas sekolah, serta Dinas Pendidikan terkait dalam mengimplementasikannya. Dalam hal ini, perubahan mindset kepala sekolah, guru, pengawas sekolah, orang tua, serta pihak terkait, terkait dengan berbagai elemen perubahan kurikulum merupakan prasyarat bagi suksesnya implementasi Kurikulum 2013.

Hasil penilaian yang di lakukan guru dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk mem-perbaiki proses pembelajaran (evaluasi proses/ formatif /diagnotif/ motifatif), juga bisa difungsikan sebagai evaluasi produk (sumatif). Dari sisi siswa, alat ini dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk melakukan self-evaluation yaitu untuk melibatkan siswa dalam menyelenggarakan pembelajaran.
Pelaksanaan penilaian sikap ini tidak dialokasikan dalam waktu yang khusus, tetapi dapat dilakukan dalam proses Pembelajaran atau pemberian materi, bersamaan dengan proses mengendalikan dan mengevaluasi/mengkoreksi siswa yang sedang melakukan gerak tertentu atau pada situasi-situasi khusus.

.

                                     ---------------------


DAFTAR PUSTAKA

Budiwanto, Setyo & Muarifin. 2006. Evaluasi dalam Pembelajaran. Malang.
Sanjaya,Wina.2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Buku Panduan Teknis Penilaian Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal  Pendidikan Dasar dan Menengah  Direktorat Pembinaan Sekolah  Dasar  2015