BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dewasa ini banyak sekali
permasalah yang dihadapi oleh para guru dalam melakukan penilaian terhadap
sikap siswa selama mengikuti pembelajaran. Itu di karenakan karena banyak para guru tidak
mengetahui bagaimana format observasi untuk mengamati dan mengukur sikap siswa
dalam pembelajaran. Masalah tersebut muncul dari keabstrak-an
fenomena sikap, yang masih berupa konsep/konstruk umum, yang sulit diamati dan
diukur, jika belum dijabarkan dan didefinisikan menjadi indikator dan
deskriptor indikator tersebut disusun dari amatan perilaku-perilaku yang
ditampilkan siswa selama mengikuti pembelajaran, yang diasumsikan sebagai
cerminan sikap siswa.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) Penilaian
Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif
atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Penilaian Sikap
peserta didik terhadap objek misalnya Penilaian Sikap terhadap sekolah atau
terhadap mata pelajaran. Penilaian Sikap peserta didik ini penting untuk
ditingkatkan (Popham, 1999). Penilaian Sikap peserta didik terhadap mata
pelajaran harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran dibanding sebelum mengikuti pembelajaran.
Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana
pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat Penilaian
Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.
Menurut Walgito, “Penilaian Sikap mengandung
tiga komponen: kognitif (konseptual), afektif (emosional), konatif (perilaku
atau action component). Tingkatan Penilaian Sikap Menurut Azwar (2005) Penilaian
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni:Menerima (receiving).Merespon
(responding).Menghargai (valuing),Bertanggung jawab (responsible).
Jadi dalam makalah ini
akan dipaparkan tentang pengertian penilaian sikap, manfaat penilaian sikap,
komponen penilaian sikap, tingkatan penilaian sikap, objek penilaian
sikap,tehnik penilaian sikap serta contoh penilaian sikap supaya para guru atau kita sebagai
calon pendidik agar nantinya bisa melakukan observasi terhadap anak didik kita
serta melakukan penilaian dengan baik.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang makalah ini dapat
kita rumusan beberapa permasalahan sebagai berikut :
a.
Apa Pengertian Penilaian Sikap ?
b.
Apa Cakupan Penilaian Sikap ?
c.
Apa Perumusan
Indikator dan Contoh Indikator Penilaian Sikap?
d.
Apa Teknik dan
Bentuk Instrumen Penilaian Sikap ?
e.
Apa Pelaksanaan
dan Pengolahan Penilaian Sikap ?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai
antara lain diperlukan sebagai bahan bagi perbaikan tingkah laku anak didik,
pemberian laporan kepada orang tua dan penentuan lulus tidaknya anak didik. Untuk
menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan
tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.
BAB 2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai
atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam
perilaku.
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui
perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran, yang
dilakukan untuk pembinaan perilaku sesuai budipekerti dalam rangka pembentukan
karakter peserta didik. Upaya untuk meningkatkan dan menumbuhkan sikap yang
diharapkan sesuai dengan KI-1 dan KI-2 guru harus memberikan pembiasaan dan
pembinaan secara terus menerus baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
Untuk mengetahui perkembangannya guru harus melakukan penilaian
Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai
hasil dari suatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi
suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama
penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan)
pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual.
B. Cakupan Penilaian Sikap
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua,
yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta
didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait
dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi
vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan
eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.
Pada jenjang Sekolah Dasar (SD) kompetensi sikap spiritual mengacu pada
KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya,
sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di
atas, penilaian sikap pada jenjang SMP/MTs mencakup:
Tabel
1. Cakupan Penilaian Sikap
Penilaian sikap spiritual
|
1.Ketaatan beribadah
2.Berperilaku syukur,
3.Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan,
4. Toleransi dalam beribadah
|
Penilaian sikap sosial
|
1. Jujur
2. Disiplin
3. Tanggung
Jawab
4. Toleransi
5. Gotong
Royong
6. Santun
7. Percaya
Diri
|
Guru dapat menambahkan sikap-sikap tersebut menjadi
perluasan cakupan penilaian sikap. Perluasan cakupan penilaian sikap didasarkan
pada karakterisitik kompetensi dasar pada KI-1 dan KI-2 setiap mata pelajaran.
C. Perumusan Indikator
dan Contoh Indikator Penilaian Sikap
Acuan penilaian adalah indikator, karena indikator merupakan
tanda tercapainya suatu kompetensi. Indikator harus terukur. Dalam konteks
penilaian sikap, indikator merupakan tanda-tanda yang dimunculkan oleh peserta
didik, yang dapat diamati atau diobservasi oleh guru sebagai representasi dari
sikap yang dinilai.
Di bawah ini dideskripsikan beberapa contoh indikator dari
sikap-sikap yang tersurat dalam KI-1 dan KI-2 jenjang Sekolah Dasar (SD)
Tabel 2. Daftar Deskripsi Indikator
Sikap
dan pengertian
|
Contoh
Indikator
|
Sikap spiritual
|
|
1.
Ketaatan
Beribadah
2.
Berperilaku
Syukur
3.
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan
4.
Toleransi
dalam Beribadah
|
Perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
§mau mengajak teman
seagamanya untuk melakukan
ibadah bersama,
§mengikuti kegiatan keagamaan
yang diselenggarakan sekolah,
§melaksanakan ibadah sesuai
ajaran agama, misalnya:sholat,
puasa.
§merayakan hari besar agama,
§melaksanakan ibadah tepat
waktu.
§perilaku menerima perbedaan
karakteristik sebagai anugerah
Tuhan,
§selalu menerima penugasan
dengan sikap terbuka,
§bersyukur atas pemberian orang lain,
§mengakui kebesaran Tuhan dalam menciptaka alam semesta,
§menjaga kelestarian alam, tidak merusak tanaman,
§tidak mengeluh,
§selalu merasa gembira dalam segala hal,
§tidak berkecil hati dengan
keadaannya,
§suka memberi atau menolong
sesama,
§selalu berterima kasih bila
menerima pertolongan
§perilaku yang menunjukkan selalu berdoa sebelum atau sesudah melakukan tugas atau pekerjaan,
§berdoa sebelum makan,
§berdoa ketika pelajaran selesai,
§mengajak teman berdoa saat
memulai kegiatan,
§mengingatkan teman untuk selalu berdoa,
§tindakan yang menghargai
perbedaan dalam beribadah,
§menghormati teman yang
berbeda agama,
§berteman tanpa membedakan
agama,
§tidak mengganggu teman yang
sedang beribadah,
§menghormati hari besar
keagamaan lain,
§tidak menjelekkan ajaran agam lain.
|
Sikap sosial
|
|
1. Jujur
adalah perilaku dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
|
|
2. Disiplin
adalah tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
|
|
3. Tanggungjawab
adalah sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
|
|
4. Toleransi
adalah sikap dan tindakan yang
menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
|
|
5. Gotong royong
adalah bekerja bersama-sama dengan
orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan
tolong menolong secara ikhlas
|
|
6. Santun atau sopan
adalah sikap baik dalam pergaulan
baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun pada tempat dan waktu
tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain.
|
|
3. Tanggungjawab
adalah sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
|
|
4. Toleransi
adalah sikap dan tindakan yang menghargai
keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
|
|
5. Gotong royong
adalah bekerja bersama-sama dengan
orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan
tolong menolong secara ikhlas
|
|
6. Santun atau sopan
adalah sikap baik dalam pergaulan
baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun pada tempat dan waktu
tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain.
|
|
7. Percaya diri
adalah
kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk
berbuat atau bertindak
|
|
D. Teknik
dan Bentuk Instrumen
1. Teknik
Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku
yang diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa
perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang
lain, seperti guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah
pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu
sikap atau perilaku. Sedangkan skala penilaian menentukan posisi sikap atau
perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap. Pedoman observasi secara
umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan hasil pengamatan
sikap atau perilaku sesuai kenyataan. Pernyataan memuat sikap atau perilaku
yang positif atau negatif sesuai indikator penjabaran sikap dalam kompetensi
inti dan kompetensi dasar. Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa :
- Selalu,
sering, kadang-kadang, tidak pernah
- Sangat
baik, baik, cukup baik, kurang baik
Tabel 3 Contoh Lembar Observasi
Nama : ……………
Kelas : ……………
Pelaksanaan pengamatan : ……………
No
|
Aspek yang Diamati
|
Tanggal Catatan Guru
|
Catatan Guru
|
1
|
|||
2
|
|||
3
|
|||
4
|
|||
Dst…
|
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk
penskoran. Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek.
Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan skor dan mengolah skor
menjadi nilai akhir. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya :
- Dilakukan
dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan mencakup
indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses.
- Menggunakan
pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian.
- Pencatatan
dilakukan selekas mungkin.
- Kesimpulan
dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan.
Pelaksanaan
pengamatan diisi kegiatan saat pembelajaran dan di luar pembelajaran. Hasil
observasi dirangkum dalam format jurnal perkembangan sikap.
Tabel 4 . Contoh
Format Jurnal Perkembangan Sikap
No
|
Tanggal
|
Nama Peserta Didik
|
Catatan Perilaku
|
Butir Sikap
|
1
|
||||
2
|
||||
3
|
||||
4
|
||||
Dst…
|
2. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau
skala semantic differential. Skala Likert adalah skala yang dapat
dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena.
Kriteria penyusunan lembar penilaian diri:
- Pertanyaan
tentang pendapat, tanggapan dan sikap, misal : sikap resonden terhadap
sesuatu hal
- Gunakan
kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden.
- Usahakan
pertanyaan yang jelas dan khusus
- Hindarkan
pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian
- Hindarkan
pertanyaan yang mengandung sugesti
Pertanyaan
harus berlaku bagi semua responden
Tabel
5 Contoh Lembar Penilaian Diri Peserta
didik
Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….
Petunjuk: Berilah tanda
centang(√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengankeadaan
yang sebenarnya.
No. Pernyataan
Ya Tidak
1. Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.
2. Saya sholat lima waktu tepat waktu.
3. Saya tidak mengganggu teman saya yang Bergama lain berdoa
sesuai agamanya.
4. Saya berani mengakui kesalahansaya.
5. Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.
6. Saya berani menerima resiko atas tindakan yang saya lakukan.
7. Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
8. Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.
9. Saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan.
10. Saya datang ke sekolah tepat waktu.
Keterangan:
Pernyataan
dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir sikap yang dinilai. Format
tabel di atas hanya sebagai contoh, satuan pendidikan dapatmengembangkan sesuai
kebutuhan.
3. Penilaian Antarpeserta didik
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian
dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian antarpeserta
didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik
sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari keduanya atau
menggunakan dua-duanya.
No Pernyataan Tidak 1 2 3 4
1.
Teman saya selalu
berdoa sebelum melakukan aktivitas.
2.
Teman saya sholat lima
waktu tepat waktu.
3.
Teman saya tidak
mengganggu teman saya yang Beragama
lain berdoa sesuai agamanya.
4.
Teman saya tidak
menyontek dalam mengerjakan
ujian/penilaian.
5.
Teman saya tidak
melakukan plagiat (mengambil/menyalin
karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas.
6.
Teman saya mengemukakan
perasaan terhadap sesuatu apa
adanya.
7.
Teman saya melaporkan
data atau informasi apa adanya.
Keterangan:
1.
Sangat Setuju (SS) 3. Kurang setuju (KS)
2. Setuju (S) 4.Tidak
setuju (TS)
E.
Pelaksanaan Penilaian Sikap
Penilaian
sikap disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang dilakukan pada saat
pembelajaran dan di luar pembelajaran.
A.Prosedur
Pelaksanaan penilaian sikap meliputi hal-hal sebagai berikut:
1)
Mengamati perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan diluar pembelajaran
Pada saat pembelajaran berlangsung siswa
melaksanakan diskusi, kerjakelompok, tanya jawab, guru dapat melakukan
penilaian aspek sikap sesuaidengan sikap yang muncul daripembelajaran tersebut.
Instrumen yang digunakan lembar pengamatan disesuaikan dengan
pendekatanpembelajaran dan sikap yang dinilai. Di luar pembelajaran, penilaian
sikap dilakukan melalui observasi siswa saat istirahat, di perpustakaan,
kantin, dan sebagainya selama masih dalam jam belajar di sekolah.
2)
Mencatat perilaku-perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar observasi.
Peserta didik yang menunjukkan sikap menonjol baik
positif maupun negative dirangkum di dalam jurnal oleh guru dalam satu
semester. Guru kelas menggunakan satu lembar observasi untuk satu kelas yang
menjadi tanggung-jawabnya, sedangkan guru muatan pelajaran menggunakan satu lembar
observasi untuk setiap kelas yang diajarnya.
Pembina kegiatan ekstrakurikuler menyerahkan hasil
penilaiannya. Minimal padapertengahan dan akhir semester guru muatan pelajaran
dan pembina ekstrakurikuler menyerahkan perkembangan sikap spiritual dan sikap
sosial setiap peserta didik kepada gurukelas untuk diolah lebih lanjut. Hasil
penilaian dirapatkan melalui dewan guru untuk menentukan nilai pada rapor
peserta didik.
3)
Menindaklanjuti hasil pengamatan
Hasil pengamatan dan catatan guru tentang aspek
sikap peserta didik dibahas oleh seluruh guru minimal dua kali dalam satu
semester.Pembahasan tersebut untuk menindaklanjuti hasil penilaian sikap
pesertadidik. Pada dasarnya setiap peserta didik diasumsikan berperilaku
baik,namun hasil penilaian lebih ditekankan pada peningkatan dan ada pula
yangmengalami penurunan terhadap sikap peserta didik.
Sebagai tindak lanjutbagi peserta didik yang
mengalami peningkatan, perlu diberikan suatupenghargaan baik secara verbal maupun
non-verbal, sedangkan untukpeserta didik yang mengalami penurunan sikap maka perlu diberikan
program pembinaan atau motivasi.
F.
Pengolahan Penilaian Sikap
Hasil penilaian sikap direkap setiap selesai satu
tema oleh guru. Data hasil penilaian tersebut dibahas minimal dua kali dalam
satu semester. Pembahasan hasil penilaian akan menghasilkan deskripsi nilai
sikap peserta didik.
Langkah-langkah
untuk membuat deskripsi nilai sikap selama satu semester:
a.
Guru kelas dan guru muatan pelajaran mengelompokkan atau menandai catatan- catatan sikap peserta didik yang dituliskan dalam
jurnal baik sikap spiritual maupun sikap sosial.
b.
Guru kelas membuat rekapitulasi sikap dalam jangka waktu satu semester (jangka waktu bisadisesuaikan sesuai pertimbangan satuan
pendidikan).
c. Guru kelas
mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru muatan pelajaran (PJOK an Agama) dan warga sekolah (guru
ekstrakurikuler, petugas kebersihan dan penjaga sekolah).
Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap
spiritualdan sosial dari guru muatan pelajaran, guru kelas menyimpulkan atau merumuskan
deskripsi capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik.
A. Deskripsi
sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang
bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam
... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ...
B. Deskripsi
sikap menyebutkan perkembangan sikap peserta didikyang sangat baik danatau baik
dan
yang mulai atau sedang berkembang.
C. Apabila
peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap peserta didik tersebut
diasumsikan BAIK.
D. Dengan
ketentuan bahwa sikap dikembangkan selama satu semester, deskripsi nilai sikap
peserta didik berdasarkan sikap peserta didik pada masa akhir semester. Oleh karena itu, sebelum deskripsi sikap akhir
semester dirumuskan, guru muatan pelajaran dan guru kelas harus memeriksa
jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk melihat apakah telah ada
catatan yang menunjukkan bahwa sikap peserta didik tersebut telah menjadi
sangat baik,baik, atau mulai berkembang.
E. Apabila
peserta didik memiliki catatan sikap kurang baik dalam jurnal dan peserta didik
tersebut belum menunjukkan adanya perkembangan positif, deskripsi sikap peserta
didik tersebut dirapatkan dalam forum dewan guru pada akhir semester.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Direktorat
Pembinaan Sekolah Dasar, telah berupaya optimal untuk memfasilitasi implementasi
Kurikulum 2013, akan tetapi semuanya akan berpulang pada kesungguhan, sikap,
dan keterampilan kepala sekolah, guru, pengawas sekolah, serta Dinas Pendidikan
terkait dalam mengimplementasikannya. Dalam hal ini, perubahan mindset kepala
sekolah, guru, pengawas sekolah, orang tua, serta pihak terkait, terkait dengan
berbagai elemen perubahan kurikulum merupakan prasyarat bagi suksesnya implementasi
Kurikulum 2013.
Hasil penilaian yang di lakukan guru dapat dimanfaatkan
sebagai umpan balik untuk mem-perbaiki proses pembelajaran (evaluasi proses/
formatif /diagnotif/ motifatif), juga bisa difungsikan sebagai evaluasi produk
(sumatif). Dari sisi siswa, alat ini dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk
melakukan self-evaluation yaitu untuk melibatkan siswa dalam
menyelenggarakan pembelajaran.
Pelaksanaan penilaian sikap ini tidak
dialokasikan dalam waktu yang khusus, tetapi dapat dilakukan dalam proses Pembelajaran atau pemberian
materi, bersamaan dengan proses mengendalikan dan mengevaluasi/mengkoreksi
siswa yang sedang melakukan gerak tertentu atau pada
situasi-situasi khusus.
.
---------------------
DAFTAR PUSTAKA
Budiwanto, Setyo & Muarifin. 2006. Evaluasi dalam
Pembelajaran. Malang.
Sanjaya,Wina.2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Buku Panduan Teknis
Penilaian Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
2015